Sakramen Tobat

SAKRAMEN TOBAT
DOSA
1.       Adalah perbuatan melawan cinta kasih Tuhan dan sesama. Suatu tindakan disebut dosa apabila tindakan tersebut dilakukan secara sadar, sengaja, dan dalam keadaan bebas, yang berakibat merugikan orang lain dan dirinya sendiri, merusak hubungan dengan Tuhan
  1. Suatu keputusan dari pilihan untuk menempatkan apa yang kita pandang lebih utama, lebih baik dan lebih menyenangkan daripada hukum Tuhan (Santo Bonventura).
  2. Kata, perbuatan atau keinginan yang bertentangan dengan hukum Tuhan (Santo Agustinus)
  3. Melawan akal budi, kebenaran dan hati nurani yang benar.   (KGK No. 1849)
  4. Penghinaan terhadap Allah, pemberontakan melawan Allah: Allah telah menentukan apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Namun manusia melanggarnya. (KGK No. 1850)
AKIBAT DOSA
Rusaknya, bahkan terputusnya hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, sesama, dan lingkungannya.
BERTOBAT
Artinya berbalik kembali kepada Allah. Kembali ke jalan menuju Allah
SAKRAMEN TOBAT
  1. Adalah salah satu cara dan sarana menjaga kekudusan Gereja
  2. Setiap saat kita dapat menerima Sakramen Tobat (tidak hanya menjelang natal & Paskah)
  3. Disebut Sakramen Pengakuan atau Rekonsiliasi
NAMA LAIN
Ø  Konsili Vatikan II memilih istilah Sakramen Tobat, bukan Sakramen Pengampunan. Yang terpenting memang “orang beriman yang bertobat” (LG, art. 28)
Ø  Setiap dosa sesungguhnya merusak relasi kasih antara kita dan Allah
TUJUAN SAKRAMEN TOBAT
Ø  Tujuan menerima Sakramen Tobat ialah memulihkan relasi kasih dengan Allah
Ø  Berkat sakramen ini, manusia memperoleh pengampunan dari Allah dan sekaligus didamaikan dengan Gereja. (LG. art. 11)
SAKRAMEN REKONSILIASI
Ø  Allah adalah Maharahim, Ia Maha Pengampun, Ia tidak mau manusia hidup dalam kukungan dosa. Peristiwa kerahminan allah tersebut terjadi di dalam Sakramen Tobat, yang disebut juga Sakramen Rekonsiliasi
SAKRAMEN TOBAT
Ø  Sakramen Tobat menjadi tanda dan sarana pemulihan hubungan yang retak atau rusak akibat perbuatan
TAHAP – TAHAP DALAM PERTOBATAN
Pertobatan biasanya tidak terjadi begitu saja, melainkan mellaui beberapa tahapan atau proses. Tahapan itu antara lain adalah
Mengakui / menyadari kesalahan / dosa
Menyesali segala kesalahan / dosa
Berjanji untuk tidak mengulangi lagi kesalahan /dosa yang pernah dilakukan
Menyatakan diri bertobat
LANGKAH-LANGKAH PENGAKUAN DOSA
  1. Melakukan pemeriksaan batin
  2. Mempunyai niat untuk bertobat dan menyesali dosa-dosa
  3. Masuk ruang pengakuan dan mengakui dosa-dosanya, minta pengampunan dan melakukan penitensi sebagai silih atas dosa yang diperbuat
  4. Mengubah sikap dan tutur kata menjadi lebih baik
Buah/Rahmat SAKRAMEN TOBAT
  1. Memberikan kedamaian, ketenangan dan kekuatan untuk berjuang mengalahkan kuasa dan dosa
  2. Mendapatkan perdamaian, yaitu kita berdamai dengan Allah dan juga sesama
Belajar dari Kitab Suci Luk.  15 : 11 – 32
  1. Bertobat artinya berbalik kembali kepada Allah. Kembali ke jalan menuju Allah.
  2. Dosa dari si bungsu adalah meninggalkan kebersamaannya dengan Bapa, meminta warisan seolah mengharapkan orang tuanya cepat meninggal
  3. Dosa juga dapat diartikan sebagai tindakan meninggalkan kebersamaan dengan Allah dan umat-Nya, dan memilih hidup menurut kehendak diri sendiri dalam dunia yang tanpa rahmat Allah
  4. Berdasarkan kisah si bungsu, maka bertobat dapat diartikan sebagai tindakan/sikap yang berani untuk kembali kepada Bapa, kembali pada pangkuan Bapa, kembali ke jalan menuju Bapa











Ada berbagai pandangan dan sikap terhadap hidup
  1. Hidup sebagai beban berat atau kutukan: Pandangan ini muncul dari orang-orang yang dalam hidupnya banyak mengalami kegagalan, kekecewaan, bencana atau penderitaan. Pandangan ini membuat orang bersikap apatis, cepat putus asa, penuh ketakutan dan kekawatiran kalau-kalai yang dilakukan gagal atau yang diharapkan tidak terpenuhi, iri hati pada keberuntungan orang lain bahkan bisa jadi menyalahkan Tuhan sebagai Allah yang tidak adil
  2. Hidup sebagai "takdir": Hidup manusia seolah-olah bagaikan wayang, dimana manusia hanya melakukan sesuatu karena digerakkan, diperintahkan oleh Sang Pencipta. Hidup manusia tergantung sepenuhnya pada Tuhan, dan manusia tidak puny ahak apa-apa untuk menentukan jalan hidupnya. Pandangan ini menumbuhkan sikap cepat pasrah menyerah terhadap kegagalan, tidak kreatif untuk mengisi dan mengembangkan hidup. Ia bersikap menunggu dan tidak proaktif
  3. Hidup itu "Seni": Hidup itu sungguh indah karena mengandung keanekaragaman warna kehidupan: ada suka ada duka, ada gagal ada berhasil; ada pahit ada manis. Semua ada justru membuatnya menjadi indah untuk dijalani. Pandangan ini menumbuhkan sikap kreatif dan mencari terobosan agar hidup menjadi enak. Ia tidak cepat puas atas keberhasilan atau terlena dalam kegembiraan, karena ia sadar bahwa pada suatu saat bisa saja kegagalan dan kesedihan akan muncul. Sebaliknya ia tidak cepat larut dalam kepuasan dan terpuruk dalam kegagalan, karena ia yakin pada suatu saat keberhasilan dan kegembiraan bisa diraih 


Gereja mengajak kepada kita untuk senantiasa bersyukur, karena hanya manusia yang mampu bersyukur. Manusia mampu bersyukur karena sebagai Citra-Nya, Allah telah membekali manusia dengan akal budi dan hati nurani serta roh. Semua itu memampukan manusia untuk senantiasa mencari Allah dan mengarahkan hidup sesuai dengan kehendak Allah. Lewat akal budi, hati nurani dan roh pula manusia beriman mampu mengamini, bahwa sesungguhnya hidup manusia dengan segala pengalamannya – baik manis maupun pahit, menyenangkan atau tidak menyenangkan, dan segala keadaannya: sempurna atau tidak sempurna, cantik atau tampanatau kurang cantik dan kurang tampan, tidak pernah lepas dari peran Allah sang Pencipta. Hidup yang kita alami apapun keadaannya sesungguhnya merupakan bukti pemeliharaan dan cinta Tuhan. Selayaknyalah manusia pun bertumbuh menjadi pribadi yang penuh syukur kepada-Nya.

Tetapi harap diketahui, manusia akan mampu bersyukur bila: Mampu mengagumi keindahan dan karya serta penyertaan Tuhan dalam hidupnya; Mengakui, bahwa apa yang dilakukan Tuhan tersebut sebagai cara Tuhan mencintai dirinya; Mengungkapkan dengan ibadat dan mewujudkan syukur dalam hidup sehari-hari melalui tindakan.

Proses itu hanya dapat dilakukan bila manusia masuk dalam suasana hening, meninggalkan berbagai kesibukan.

Menurut Kamus Alkitab, Samaria dalam masa Perjanjian Lama merupakan ibukota Kerajaan Israel Utara sejak raja Omri (1 Raja-Raja 16:24). Pada tahun 722 SM Samaria direbut tentara Asyur (2 Raja-Raja 17:5), penduduknya dicampur dengan bangsa-bangsa lain, sehingga juga agama dicampur (2 Raja-Raja 17:24-41). Pada zaman Yesus Samaria adalah daerah diantara Galilea di sebelah Utara dan Yudea di selatan. Penduduknya dibenci oleh orang-orang Yahudi karena agama (dianggap kafir) dan kebiasaannya berbeda dengan orang Yahudi pada umumnya.

Belajar dari Luk 17:11-19: Dari sepuluh orang itu, sembilan orang menganggap dirinya sebagai orang beriman, satu orang dianggap kafir atau tidak percaya kepada Allah. Tetapi anehnya, mengapa yang sering dicap sebagai orang kafir itulah yang datang kembali untuk bersyukur?

Rasa syukur dapat diungkapkan melalui ibadat atau doa. Oleh karena itu, sesungguhnya doa bukan kewajiban, dan dapat dilakukan setiap saat.

Cara mengungkapkan rasa syukur diwujudkan melalui tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari seperti berikut.

    1.   Ibadat atau doa
    2. menolong sesama yang menderita, 
    3. berusaha hidup lebih baik, 
    4.  memelihara kehidupan itu sendiri, misalnya dengan menjaga kesehatan, kebersihan, menjauhi obat-obatan, 
    5.  menjaga kehidupan orang lain, seperti yang dilakukan Sr. Theresa yang menolong orang-orang miskin dan terbuang, di daerah Kalkuta 
    6.  membiasakan bersyukur atas peristiwa hidup, baik suka maupun duka.