SAKRAMEN EKARISTI
PENGERTIAN
SAKRAMEN EKARISTI
- Ekaristi adalah sumber dan puncak seluruh hidup kristiani (LG11) berarti bahwa dalam seluruh pelayanan Gereja dirayakan dengan Sakramen Ekaristi.
- Perayaan Ekaristi adalah tindakan Kristus sendiri dimana Kristus telah mempersembahkan diri-Nya kepada Bapa untuk kita, agar kita pun ikut ambil bagian dalam pengorbanan diri-Nya, dan Dia telah memberikan diri-Nya bagi kita sebagai roti hidup sepanjang ziarah kita di dunia ini menuju kepada Bapa.
- Ekaristi berasal dari bahasa Yunani yakni eucharistien yang berarti puji syukur, dan kegembiraan dengan demikian kita memandang ekaristi sebagai:
- Syukur dan pujian kepada Bapa,
- Kenangan akan kurban Kristus dan tubuh-Nya,
- Kehadiran Kristus oleh kekuatan perkataan-Nya dan Roh-Nya.
- Perjamuan Kudus didasari pada makan malam terakhir Yesus dengan murid-murid-Nya pada malam sebelum Ia ditangkap dan disalibkan (Markus 14:12-21) (KGK 1358).
MAKNA SAKRAMEN EKARISTI
- Perayaan Ekaristi adalah tindakan Kristus sendiri bersama umat Allah yang tersusun secara hirarkis
- Dalam Ekaristi terletak puncak karya Allah menguduskan umat dan puncak karya manusia memuliakan Allah
- Dalam perayaan Ekaristi, misteri penebusan Kristus dihadirkan kembali
SIKAP DOA DALAM EKARISTI
— Dalam
Perayaan Ekaristi, sikap dalam berdoa ada beberapa yang antara lain:
◦
Berdiri: ungkapan kesediaan,
penghormatan, dan perhatian pada kehadiran Tuhan. Mengungkapkan kegembiraan
jemaat. Menyatakan keyakinan, jiwa yang siaga di hadapan Allah, siap bertemu
dan berdialog dengan yang ilahi
◦
Berlutut:
Sikap doa yang mengungkapkan kerendahan hati seseorang yang ingin
memohon kepada Tuhan atau bersembah sujud kepada-Nya
◦
Duduk: Sikap doa yang mengungkapkan
kesiapan umat untuk mendengarkan sabda Tuhan, entah melalui bacaan pertama
ataupun homili yang disampaikan oleh romo/pastor
TATA URUTAN SAKRAMEN EKARISTI
- RITUS PEMBUKA
- Perarakan masuk
- Tanda Salib & Salam
- Pengantar
- Tobat
- Tuhan Kasihanilah Kami
- Madah Kemuliaan
- Doa Pembuka
- LITURGI SABDA
- Bacaan Pertama
- Mazmur Tanggapan
- Bacaan Kedua
- Bait Pengantar Injil
- Bacaan Injil
- Homili/kotbah
- Doa Aku Percaya
- Doa Umat
- LITURGI EKARISTI
- PERSEMBAHAN
- Persiapan persembahan
- Doa persembahan
- DOA SYUKUR AGUNG
- Dialog pembukaan
- Prefasi
- Kudus
- Doa Syukur Agung
- KOMUNI
- Bapa Kami
- Embolisme
- Doa damai
- Anak domba Allah
- Pemecahan roti
- Persiapan Komuni
- Komuni
- Doa sesudah komuni
- RITUS PENUTUP
- Berkat
- Pengutusan
- Lagu penutup
PUNCAK EKARISTI
— Sakramen
Ekaristi berpuncak pada saat doa syukur agung.
— Ekaristi
juga berarti sebagi jaminan akan kemuliaan yang akan datang maksudnya adalah
◦
dengan mengikuti Perayaan Ekaristi merupakan
berkat dan rahmat yang memperkuat kita untuk menjalani kehidupan ini yang
dipersatukan oleh Kristus, Gereja dan Bunda Maria.
— Untuk
menyambut komuni kudus, seseorang yang sudah tergabung dalam Gereja Katolik
hendaknya dalam keadaan rahmat yang berarti
◦
tidak berdosa apabila dengan sadar melakukan
dosa hendaknya melakukan pengakuan dosa terlebih dahulu.
Penetapan Perjamuan Malam (Luk 22: 14-23)
- Mengapa Yesus mengadakan Perjamuan Malam Terakhir?
- Apa saja yang dilakukan Yesus dalam peristiwa tersebut?
- Berdasarkan bacaan tadi, bagaimana hubungan antara Perjamuan Malam terakhir dan Perayaan Sakramen Ekaristi dalam Gereja sekarang?
PENEGUHAN
— Sebelum
menderita sengsara, Yesus mengadakan perjamuan bersama para murid-Nya sebagai
tanda perpisahan yang kita kenal dengan “Perjamuan Malam Terakhir”.
— Dalam
perjamuan tersebut, ada dua hal yang dilakukan Yesus yaitu:
— Yesus
mengambil cawan berisi anggur dan roti, Ia mengucap syukur dan memberikan
pesan, “Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu, perbuatlah ini menjadi
kenangan akan Daku” (ay. 19). Ini artinya, bahwa roti melambangkan diri Yesus
sendiri yang akan dipersembahkan melalui penderitaan-Nya di salib demi
keselamatan manusia.
— Yesus
mengambil cawan berisi anggur dan berkata, “Cawan ini adalah perjanjian baru
oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagimu” (ay. 20). Ini mengandung arti bahwa
anggur melambangkan darah Kristus yang tertumpah di salib, juga demi
keselamatan manusia. Yesus berpesan agar para murid selalu melakukan kembali
peristiwa ini, untuk mengenangkan diri-Nya.
— Sesuai dengan pesan Yesus itu, maka
Perjamuan Tuhan itu diteruskan oleh Gereja hingga kini dalam bentuk
Perayaan Ekaristi. Perayaan Ekaristi mengenangkan sekaligus menghadirkan
kembali tindakan penyelamatan yang dilakukan oleh Yesus kepada umat manusia
sekaligus mensyukurinya
— Dengan
demikian, bagi Gereja sekarang, ekaristi pertama-tama merupakan Ucapan Syukur
dan Pujian Kepada Bapa. Kita bersyukur kepada Allah atas segala kebaikan-Nya:
untuk segala sesuatu yang Ia laksanakan dalam penciptaan, penebusan, dan
pengudusan