Senin, 13 Januari 2020

Materi kelas 9


BAHAN ATAU MATERI PH 1 SEMESTER 2

Kemajemukan Agama dan Kepercayaan: Berbeda tapi Satu Tujuan


Pemikiran Dasar
Seperti kita ketahui bersama bahwa jika kita tidak memandang secara positif terhadap perbedaan antar agama yang ada di Indonesia ini, makakerusuhan yang dapat mengakibatkan kehancuran dapat saja terjadi.
Di beberapa negara miskin kita dengar konflik antarumat beragama yang dibalut dengan sentimen keagamaan. Perusakan atau penutupan tempat ibadat salah satu agama oleh kelompok penganut agama lain menjadi contoh kasus yang masih sering kita dengar.
Tentu kita harus mengetahui lebih jauh akar penyebab konflik yang terjadi. Banyak yang sesungguhnya bukan disebabkan perbedaan agama dan kepercayaan, melainkan kepentingan politik dan kekuasaan atau kepentingan lainnya. Satu hal yang perlu kita lihat Bersama adalah bahwa konflik-konflik semacam itu pada akhirnya lebih banyak membawa kehancuran, permusuhan, dan dendam. Korbannya seringkali ada di kedua belah pihak. Tetapi dampak yang terbesar adalah hancurnya peradaban dan martabat manusia.
Kita berharap bahwa di masa depan tidak terjadi konflik antarumat beragama dalam bentuk apapun. Untuk mencegah terjadinya konflik, kita perlu mengetahui beberapa faktor yang sering menjadi pemicu
Terjadinya konflik antara lain
  1. Adanya ambisi dari penganut atau pemimpin agama yang ingin memperjuangkan kepentingan tertentu dengan mengatasnamakan agama dan keyakinan sebagai alasan untuk mengadakan pertikaian antarumat beragama.
  2. Kurangnya umat memahami dan mendalami agamanya secara benar, sehingga mudah dihasut dan diprovokasi oleh pihak lain yang mempunyai niat jahat.
  3. Fanatisme beragama yang berlebihan yang disertai dengan sikap dan pandangan negatif terhadap agama yang lain.
  4. Kurang mengenal, atau tidak mau mengenal agama dan kepercayaan lain, sehingga selalu mengukur kebenaran berdasarkan agamanya sendiri.
  5. Menganggap agama dan kepercayaan lain sebagai ancaman terhadap agama yang dianutnya.
  6. Kurang cepatnya penanganan aparat pemerintah dalam menangani isu-isu SARA, sehingga menimbulkan masalah yang lebih besar.
  7. Adanya kecemburuan sosial dalam hal tertentu, misalnya dalam hal kesejahteraan hidup, sehingga memakai agama untuk melampiaskan kekesalannya.

Seperti kita sadari bersama, walaupun memiliki banyak perbedaan, namun setiap agama memiliki tujuan mulia yang sama, yaitu menghantar dan membimbing kita para penganutnya untuk menuju kepada kebaikan dan kebenaran yang memungkinkan kita semua berbahagia baik di dunia maupun di kehidupan yang akan datang.
Oleh karena itu kita memiliki kewajiban untuk senantiasa berusaha memperjuangkan kehidupan bersama yang penuh dengan kerukunan dan kedamaian. Gereja Katolik secara nyata mendukung terciptanya persaudaraan sejati dalam kehidupan bersama, termasuk dengan mereka yang berbeda agama dan kepercayaan, baik melalui dialog kehidupan dan dialog karya. Karena semua bangsa merupakan satu masyarakat, mempunyai satu asal, sebab Allah menempatkan seluruh manusia di bumi. Semua mempunyai juga tujuan akhir yang satu: Allah. Penyelenggaraan-Nya dan bukti kebaikan-Nya mencakup semua orang, tanpa kecuali. (bdk. Nostra Aetate. art. 1)
Berbagai usaha yang dapat dilakukan untuk menjaga kerukunan antarumat beragama, misalnya:
  • Berusaha untuk berteman dengan semua orang dengan tanpa membedakan agama dan kepercayaan.
  • Selalu berpandangan secara positif terhadap orang lain termasuk yang berbeda agama.
  • Mau hidup rukun dan saling membantu antarumat beragama.
  • Saling memberikan salam dan ucapan selamat pada teman yang merayakan hari besar agamanya.
  • Menghargai ajaran dan juga peribadatan dari agama lain.

Baca juga materi dari buku paket halaman 101 (untuk dipahami)

PENEGUHAN
  1. Seperti kita sadari bersama, bahwa walaupun memiliki banyak perbedaan, namun setiap agama memiliki tujuan mulia yang sama, yaitu menghantar dan membimbing kita untuk menuju kepada kebaikan dan kebenaran yang memungkinkan kita semua berbahagia baik di dunia maupun di kehidupan yang akan datang.
  2. Setiap agama memiliki tujuan akhir yang sama yaitu menuntun manusia menuju kepada Allah.
  3. Berbagai usaha dapat kita lakukan untuk menjaga kerukunan umat beragama, misalnya berusaha untuk berteman dengan semua orang dengan tanpa membedakan agama dan kepercayaan, selalu berpandangan secara positif terhadap orang lain termasuk yang berbeda agama, mau hidup rukun dan saling membantu antarumat beragama, saling memberikan salam dan ucapan selamat pada teman yang merayakan hari besar agamanya, serta menghargai ajaran dan peribadatan agama lain. 

Sikap Gereja Katolik terhadap Agama dan Kepercayaan Lain


Pemikiran Dasar
Yesus Kristus berfirman: “… barang siapa mengasihi Allah, ia harus mengasihi saudaranya” (1 Yoh 4:21). Apa yang telah difirmankan oleh Yesus tersebut perlulah dimaknai dalam konteks yang luas, konteks yang universal, artinya tidak terbatas pada iman yang sama atau agama yang sama. Jadi bagi umat Kristen semua orang adalah saudara, dengan tanpa membedakan satu dengan yang lain berdasarkan agama, kepercayaan, suku, ras, dan lain sebagainya. Gereja senantiasa berjuang untuk mewujudkan persaudaraan itu menjadi persaudaraan yang sejati. Persaudaraan yang didasarkan pada kasih yang saling menghargai, mengasihi, dan peduli satu dengan yang lain. Mewujudkan persaudaraan berarti setiap orang menjalankan kewajiban untuk menjalin persaudaraan dengan orang lain dari berbagai suku, agama, ras, golongan, dan sebagainya dengan tidak berpura-pura baik melainkan dengan serius, sungguh-sungguh, dan ketaatan secara total. Dan Yesus telah memberikan teladan dalam hal membangun “persaudaraan sejati” yakni kesetiaan Dia hingga rela disalib untuk kita.
Salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk membangun persaudaraan adalah dengan mengusahakan sikap yang baik, serta positif terhadap agama dan kepercayaan lain.
Gereja telah mewujudkan hal itu dengan senantiasa menunjukkan sikap yang baik terhadap agama dan kepercayaan lain, yang dalam hal ini dituangkan dalam dokumen Gereja yakni ”Unitatis Redintegratio, art.3”, juga dalam “Nostra Aetate Art.2”, yakni Gereja Katolik tidak menolak apapun yang benar dan suci dalam agama-agama lain serta mengajak seluruh umat Katolik agar dengan bijaksana dan cinta kasih mengadakan dialog dan kerja sama dengan penganut agama dan kepercayaan lain untuk menciptakan suasana kehidupan yang harmonis, rukun, dan damai. Disini Gereja Katolik meninjau dengan cermat, sikapnya terhadap agama-agama non Kristen dalam tugasnya memupuk persatuan dan cinta kasih antar manusia. Gereja memandang bahwa kita adalah umat manusia yang merupakan satu masyarakat, mempunyai asal dan tujuan yang satu yaitu berasal dari Allah.

Baca juga materi dari buku paket halaman 107 (untuk dipahami)

PENEGUHAN
  1. Gereja Katolik tidak menolak apapun yang benar dan suci dalam agama-agama lain serta mengajak seluruh umat Katolik agar dengan bijaksana dan cinta kasih mengadakan dialog dan kerja sama dengan penganut agama dan kepercayaan lain untuk menciptakan suasana kehidupan yang harmonis, rukun, dan damai.
  2. Gereja memandang bahwa kita adalah umat manusia yang merupakan satu masyarakat, mempunyai asal dan tujuan yang satu yaitu berasal dari Allah.
  3. Gereja juga menghargai umat Islam, yang menyembah Allah satu-satunya, yang hidup dan berdaulat, penuh belas kasihan dan Mahakuasa, Pencipta langit dan bumi, yang telah bersabda kepada umat manusia.
  4. Gereja juga menyadari ada banyak persekutuan Kristen membawakan diri sebagai pusaka warisan Yesus Kristus yang sejati bagi umat manusia. Mereka semua mengaku murid-murid Tuhan, walaupun berbeda-beda pandangan dan menempuh jalan/cara yang berlainan 

SIKAP GEREJA  KATOLIK TERHADAP GEREJA-GEREJA KRISTEN
  1. Gereja Katolik mendukung upaya pemulihan kesatuan antara segenap umat Kristen (Unitas Reintegratio, art 1)
  2. Aneka upacara dalam gereja Kristen dapat menyalurkan hidup rahmat yang sesungguhnya, dan harus diakui dapat membuka pintu memasuki persekutuan keselamatan (UR, art. 3)
  3. Gereja Katolik mengundang semua umat untuk berperan aktif dalam kegiatan ekumenis.
  4. Gerakan ekumenis adalah kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha untuk menanggapi bermacam-macam kebutuhan Gereja
  5. Tujuan Gerakan ekumenis adalah mendukung kesatuan umat Kristen
Contoh kegaiatan Gerakan ekomenis:
  1. Pertemuan umat Kristen dari berbagai Gereja atau Jemaat yang diselenggarakan dalam suasana religious
  2. Dialog antara para pakar yang kaya informasi, yang memberi ruang kepada setiap peserta untuk secara lebih mendalam menguraikan ajaran persekutuannya, dan dengan jelas menyajikan corak-cirinya
  3. Menggalang kerja sama yang lebih luas lingkupnya dalam aneka usaha demi kesejahteraan umum menurut tuntutan suaa hati Kristen
  4. Bertemu dalam doa sehati sejiwa

SIKAP GEREJA  KATOLIK TERHADAP agama islam

  1. Gereja Katolik menghargai umat Islam yang menyembah Allah satu-satunya, yang hidup dan berdaulat, penuh belaskasihan dan mahakuasa.
  2. Kaum muslimin berusaha menyerahkan diri dengan segenap hati kepada ketetapan Allah dan dengan sukarela mengacu dan menyerahkan diri kepada Allah
  3. Umat muslim juga menghormati Yesus sebagai nabi, menghormati Maria, bunda Yesus yang tetap perawan.
  4. Umat muslim mendambakan hari pengadilan, menjunjung tinggi kesusilaan, berbakti kepada Allah dalam doa, memberi sedekah dan puasa. (NA, art. 3)

SIKAP GEREJA  KATOLIK TERHADAP agama hindu

  1. Dalam Hinduisme manusia mencari misteri ilahi dan mengungkapkannya dengan usaha-usaha filososis yang mendalam
  2. Hinduisme mencari pembebasan dari kesesakan keadaan melalui bentuk-bentuk hidup berulang tapa atau melalui permenungan yang mendalam atau mengungsi kepada Allah penuh kasih dan penyayang

SIKAP GEREJA  KATOLIK TERHADAP AGAMA BUDHA

  • Budhisme dalam berbagai alirannya mengakui bahwa dunia yang serba berubah ini, sama sekali tidak mencukupi, dan mengajarkan kepada manusia jalan untuk dengan jiwa penuh bakti dan kepercayaan memperoleh keadaan kebebasan yang sempurna, atau entah dengan usaha sendiri entah berkat bantuan dari atas mencapai penerangan yang tertinggi

SIKAP GEREJA  KATOLIK TERHADAP KEPERCAYAAN LAINNYA

  1. Mendorang Gereja dengan bijaksana dan penuh kasih melalui dialog dan kerja sama dengan penganut kepercayaan lain , sambal memberi kesaksian tentang iman dan perihidup krsitiani, mengakui, memelihara dan mengembangkan harta kekayaan rohani dan moral serta nilai-nilai sosio budaya, yang terdapat pada mereka. (NA, art. 2)
  2. Gereja mendukung terciptanya persaudaraan sejati dalam kehidupan Bersama melalui dialog kehidupan dan dialog karya

Sikap yang perlu dikembangkan

  1. Mengenal agama lain dengan membaca literatur yang ada atau dialog langsung dengan teman-teman yang berbeda agama dan kepercayaan, bertanya lebih mendalam, tetapi jangan berdebat
  2. Berbicara tentang ajaran agama dan kepercayaan lain secara bijaksana
  3. Membiasakan mengucapkan selamat ketiga teman, tetangga merayakan hari raya keagamaan mereka
  4. Mendoakan umat beragama lain dan para pemimpinnya

Kebersamaan itu Indah

Pemikiran Dasar
Betapa bahagianya orang yang hidup dalam suasana kehidupan yang penuh dengan persaudaraan. Hidup dalam persaudaraan adalah hidup dalam semangat kasih. Kasih itu tidak membeda-bedakan, tulus, rela berkorban, dan kasih itu mau terlibat
Bagi umat Katolik, pengertian persaudaraan bukanlah dalam arti sempit yaitu relasinya dengan sesama umat Kristiani dalam satu paroki atau mereka yang sudah dibaptis sehingga menjadi anak anak Allah dan menjadi saudara. Dalam konteks persaudaran Kristen, Kristus mengatakan : “… barang siapa mengasihi Allah, ia harus mengasihi saudaranya” (1 Yoh 4:21). Perkataan Kristus tersebut perlu dimaknai dalam konteks universal, artinya tidak terbatas pada iman yang sama atau agama yang sama. Sehingga bagi umat Kristen, segala tingkat kehormatan harus tunduk pada persamaan dasar: “Kamu satu sama lain adalah saudara!”
Jika kita menghayati dan mewujudkannya apa yang telah difirmankan Tuhan, maka kehidupan persaudaraan yang penuh dengan keindahan akan dapat kita wujudkan pula. Itulah keindahan kebersamaan dalam hidup yang dapat kita usahakan. Keindahan dalam hidup kebersamaan tidak akan datang begitu saja, namun perlu untuk kita usahakan. Berbagai bentuk kebersamaan yang indah dapat kita lihat dalam kehidupan kebersamaan yang dibangun oleh masyarakat kita antara Lain 1) dilingkungan RT/RW tertentu ada kebiasaan silaturahmi  dimana setiap hari raya Natal para warga yang muslim dan beragama lain secara perorangan atau kelompok berkunjung ke rumah warga yang beragama Katolik atau Kristen. Sebaliknya, pada hari raya Idul Fitri, seluruh warga berkumpul di perempatan RT tersebut untuk bersama-sama bersilaturahmi dan saling mengucapkan selamat baik oleh warga muslim maupun non muslim. Juga ada kegiatan saling berkunjung pada saat Idul Fitri; 2) Di beberapa Gereja Katolik, ada warga muslim yang tergabung dalam ormas (organisasi kemasyarakatan) tertentu yang selalu membantu menjaga keamanan dalam perayaan malam Natal atau malam Paskah; 3) Ada pula umat Katolik terlibat dalam kepanitiaan pembangunan mesjid atau kepanitiaan kegiatan keagamaan umat beragama lain; 4) Ketika terjadi bencana banjir, banyak sekolah Katolik yang memberikan fasilitas sekolahnya sebagai tempat untuk mengungsi dengan tanpa membedakan agama dan suku, tetapi bersama-sama mereka membangun kebersamaan dan hidup saling membantu.
Pengalaman-pengalaman indah itu hendaknya makin banyak dilakukan dan makin menyebar sehingga pastilah dunia ini akan tersenyum, terlebih Allah akan merasa bangga terhadap manusia ciptaan-Nya.
Sebagai pelajar, dapat juga mengusahakan kebersamaan yang indah itu dengan ikut terlibat di dalam berbagai kegiatan kebersamaan seperti itu. Secara lebih nyata lagi dapat dilakukan dengan membangun persahabatan dengan semua teman tanpa membedakan. Gereja, melalui dokumen “Unitatis Redintegratio Art.2” ada bagian yang menekankan pentingnya dialog antarumat beragama agar tercipta kehidupan kebersamaan yang indah; “….. maka Gereja mendorong
Para putranya supaya dengan bijaksana dan penuh kasih, melalui dialog dan kerja sama dengan para penganut agama-agama lain, sambil memberi kesaksian tentang iman serta perihidup Kristiani, mengaku, memelihara dan mengembangkan harta kekayaan rohani dan moral serta nilai-nilai sosio budaya, yang terdapat pada mereka”

Baca juga materi dari buku paket halaman 114 (untuk dipahami)

PENEGUHAN
  1. Persahabatan yang tulus adalah persahabatan yang tidak memandang berbagai perbedaan termasuk perbedaan agama. Persahabatan yang demikian akan mewujudkan kebersamaan yang menggembirakan bagi siapa saja yang bersahabat.
  2. Usaha yang dapat kita lakukan untuk mewujudkan kebersamaan yang indah bersama dengan teman yang berbeda agama, antara lain:
  • Saling memberikan ucapan selamat kepada teman yang merayakan hari raya keagamaannya.
  • Saling membantu antar teman yang sedang menjalankan ibadahnya.
  • Menghormati teman yang sedang berpuasa.
  • Ikut terlibat dalam kerja bakti membangun rumah ibadah