Manusia adalah makhluk sosial - Homo cosius - yang tidak mungkin hidup sendiri. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, serta dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia secara langsung atau pun tidak langsung membutuhkan orang lain. Namun, ia juga dibutuhkan orang lain juga. Maka, setiap orang harus terbuka dan siap mengulurkan tangan untuk saling menerima, saling melengkapi dan saling bekerja sama.
Di dalam Injil, Yesus memberi perintah supaya setiap orang memperlakukan dan mengasihi orang lain seperti mengasihi diri sendiri. Apapun yang dilakukan terhadap orang lain, ukurannya adalah diri sendiri. Disinilah letak keadilan sejati dalam hidup bersama.
Beberapa persamaan dasariah yang dimiliki semua manusia: Pertama: adalah martabat yang sama sebagai citra Allah Kedua, persamaan kodrat dan asal mula. Ketiga, mendapat tubusan yang sama oleh Kristus.
Keempat, mengemban panggilan dan tujuan ilahi yang sama. Maka sikap yang layak bagi setiap orang adalah saling menghormati dan tidak bertindak deskriminatif di atas perbedaan-perbedaan yang ada. Semua orang memiliki hak asasi yang sama yang harus dijunjung tinggi dan diperjuangkan secara bersama pula.
Dalam perjuangan mencapai kehidupan yang baik bagi semua, masing-masing orang memberi dari keberadaanya sendiri yang tidak dimiliki oleh yang lain. Dalam perbedaan-perbedaan itulah setiap orang saling melengkapi dan bekerja sama. Sekecil apapun, setiap orang memberi sumbangan, dan mempunyai keterlibatan dalam mmebangun hidup bersama. Karena itu, tidak seorang pun boleh diabaikan keberadaan dan perannya dalam hidup bersama
Kita menyadari bahwa kita tidak
dapat hidup dari diri kita sendiri tanpa bantuan orang lain, sebab kita adalah
makhluk sosial selain sebagai makhluk pribadi. Hidup dalam kebersamaan
hendaknya dipandang sebagai anugerah Tuhan, sebab dalam kebersamaan terdapat
perbedaan. Perbedaan hendaknya ditangkap sebagai suatu yang indah yang perlu
dipelihara sesuai dengan semboyan bangsa kita Indonesia yaitu “Bhineka Tunggal
Ika”
Kita sebagai orang Katolik hendaknya dalam kehidupan besama
selalu bertekun dalam ajaran Injil, dalam persekutuan, dalam doa, dan dalam Perayaan Ekaristi. Doa dan semangat persekutuan yang sama inilah yang mendasari
kita untuk hidup rukun dalam kebersamaan dengan orang lain.
Sebagai orang beriman dalam Kristus, kita harus saling
menghormati dan menghargai. Tidak dibenarkan jika kita melecehkan dan
merendahkan apalagi sampai melenyapkan orang lain.
Dalam hidup bersama, kita saling mengembangkan dan saling
menyempurnakan satu dengan yang lain. Bila ada sesuatu yang tidak harmonis
dalam hidup bermasyarakat, harus kita selesaikan dengan semangat persaudaraan
dan jalan kekerasan harus disingkirkan.
Tujuan hidup bersama orang lain: Supaya saling mendukung,
saling membantu, saling belajar untuk mengembangkan sikap peduli
Prinsip hidup bersama orang lain: Tidak mengutamakan
kepentingan kita sendiri tetapi memperjuangkan kebaikan bersama dan
kesejahteraan umum yang lebih luas
Yang perlu dikembangkan dalam hidup bersama orang lain: Sikap
menghormati
- Mau mengampuni
- Mengasihi
- Subsidiaritas dan solidaritas
- Subsidiaritas: memberi bantuan kepada orang lain sejauh dia membutuhkan bantuan
- Solidaritas: kesetiakawanan, tidak membiarkan orang lain dalam kesulitan atau penderitaan
- Persaudaraan kristiani,
- orang menjadi saudara sejati satu sama lain hanya dalam Yesus Kristus.
- Persekutuan dalam Tuhan, kerelaan untuk bersaudara dengan siapa pun tanpa pandang bulu
- Rela berbagi pada orang lain
- Rela berkorban demi kebahagiaan orang lain
Hidup bersama orang lain akan saling memuaskan apa bila
semua pihak bertindak sebagai berikut:
- Bersikap jujur; jujur terhadap diri sendiri, orang lain, maupun dengan Tuhan
- Saling mendengarkan dan berusaha saling mengerti; perlu meluangkan waktu untuk saling mendengarkan dan bersedia memberikan perhatian kepada orang lain
- Membentuk dan menghormati persetujuan bersama. Masing-masing menyumbangkan gagasan untuk dipertimbangkan dan diambil keputusan bersama dan menjadi tanggung jawab bersama pula
- Memecahkan segala persoalan dan pertentangan melalui dialog
Dalam Injil Mat 7:12; 22:37-39
- Yesus memberi perintah supaya setiap orang memperlakukan dan mengasihi orang lain seperti mengasihi diri sendiri
- Apapun yang dilakukan terhadap orang lain ukurannya adalah diri sendiri
Dalam GS. Art. 29
Manusia mempunyai persamaan dasariah
- Persamaan martabat yang sama sebagai citra Allah
- Persamaan kodrat dan asal mula
- Mendapat tebusan yang sama oleh Kristus
- Mengemban panggilan dan tujuan ilahi yang sama
Sikap yang layak bagi setiap orang dalam hidup sehari-hari:
- Saling menghormati
- Tidak bertindak diskriminatif di atas perbedaan yang ada
- Menjunjung tinggi hak asasi
- Saling melengkapi dan bekerjasama
- Berperan atau terlibat secara aktif dalam hidup bersama